Sinéad O’Connor, Nothing Really Compares


Bagi kebanyakan orang, Sinéad O’Connor identik dengan lagu Nothing Compares 2 U (ditulis oleh Prince), yang menjadi signature song-nya. Namun sebenarnya, Sinéad O’Connor lebih dari seorang penyanyi atau musisi. Ia adalah sosok perempuan yang berani bersikap menyuarakan keadilan dan persamaan hak serta perlawanan terhadap penindasan. Hal ini membuatnya tidak disukai di banyak kalangan, baik itu bisnis musik, media, kalangan pemuka agama, dan juga penguasa. Bahkan, sesama artis dan khalayak umum juga umumnya terbelah dalam menanggapi prinsip dan tindakan yang dilakukannya dalam mempertahankan prinsip tersebut. Sinéad Marie Bernadette O’Connor dilahirkan pada tanggal 8 Desember 1966 di Irlandia. Kedua orang tuanya bercerai saat ia masih kecil. Saat tinggal bersama sang ibu, Sinéad mengalami perlakuan yang kurang layak, bahkan ia pernah dipaksa tinggal di kebun belakang rumahnya selama seminggu. Sinéad pun akhirnya kabur untuk tinggal bersama ayahnya. Sang Ibu akhirnya meninggal dunia di tahun 1987 akibat kecelakaan lalu lintas.

Karier musiknya dimulai saat ia merekam lagu berjudul Take My Hand bersama band In Tua Nua di tahun 1981. Tiga tahun kemudian ia membentuk band Ton Ton Macoute bersama Colm Farelly. Penampilannya bersama Ton Ton Macoute menarik perhatian industri musik dan membuatnya dikontrak oleh Ensign Records. Sinéad kemudian mengisi vokal untuk lagu Heroine yang ditulisnya bersama gitaris band U2, The Edge, untuk soundtrack film Captive (1986). Album perdananya, The Lion and the Cobra (1987), memperlihatkan sifat pemberontaknya, dengan pose pada cover album lengkap dengan rambutnya yang dipangkas habis yang kemudian menjadi ciri khasnya. Sinéad menolak stereotipe penyanyi wanita yang harus tampil feminin, cantik dan seksi agar lebih ‘menjual’. Nyatanya, album perdananya tersebut sukses, meraih sertifikasi Gold dan dinominasikan dalam penghargaan Grammy untuk penampilan vokal rock wanita terbaik.

Album keduanya, I Do Not Want What I Haven’t Got (1990) menjadi album tersuksesnya, tersertifikasi dobel platinum, menduduki posisi pertama di sejumlah negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat. Album ini berisi hit terbesarnya, Nothing Compares 2 U, yang awalnya ditulis oleh Prince untuk band The Family, menduduki posisi pertama di hampir seluruh dunia, tersertifikasi platinum di Amerika Serikat dan video klipnya memenangkan penghargaan MTV Video of the Year. Sinéad sendiri memenangkan penghargaan Grammy untuk penampilan musik alternatif terbaik dan dinominasikan untuk rekaman terbaik, penampilan pop wanita terbaik dan video musik terbaik.

Bagi Sinéad O’Connor, bermusik bukanlah mengejar popularitas dan uang namun untuk mengekspresikan diri. Kesuksesan album kedua dan single Nothing Compares 2 U membuatnya menjadi superstar, namun ia tetap tidak mau berkompromi dengan industri musik pada umumnya, dan terus memperjuangkan apa yang dirasanya benar. Tak heran, kontroversi demi kontroversi pun muncul, mulai dari penolakannya atas lagu kebangsaan Amerika Serikat untuk diperdengarkan sebelum konser sampai merobek-robek potret Paus Johanes Paulus II di tengah penampilannya pada acara Saturday Night Live. Bukan hanya hal-hal tersebut membuat karya-karyanya kemudian “diabaikan”, namun juga membuat ia menderita sakit secara mental akibat banyaknya hujatan yang diterima. Pada tahun 2022 tragedi menimpanya saat putra ketiganya meninggal dunia akibat bunuh diri. Dia sempat mengganti nama dua kali, pada tahun 2017 menjadi Magda Davitt, dan setelah memeluk agama Islam pad atahun 2018 menjadi Shuhada Shadaqat, meski masih memakai nama aslinya sebagai nama panggung. Sinéad O’Connor meninggal dunia di London pada tanggal 26 Juli 2023.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.