Bye Bye, Sugarman!


Tulisan ini dipersiapkan sejak subyeknya masih hidup, sayangnya pada tanggal 8 Agustus 2023, Sixto Diaz Rodriguez meninggal dunia pada usia 81 tahun. Nama Rodriguez mungkin terdengar asing di telinga pecinta musik di Indonesia, faktanya ia juga tidak banyak dikenal di tanah airnya, Amerika Serikat sebelum tahun 2012. Mengawali karier musiknay di akhir dekade 60-an, Rodriguez membawakan musik berbasis gitar akustik dengan lirik yang menceritakan kehidupan sehari-hari kaum marginal. Pada tahun 1967, ia merilis singel pertamanya, I’ll Slip Away menggunakan nama “Rod Riguez”. Pada tahun 1970 album perdananya, Cold Fact, dirilis kemudian disusul album keduanya, Coming from Reality di tahun 1972. Tak satupun rilis singel maupun albumnya mencapai sukses, secara komersial, dan album ketiganya pun urung dirilis dan label rekamannya memutus kontraknya. Rodriguez pun memutuskan pulang kampung ke Detroit untuk berkeluarga dan bekerja serabutan untuk menyambung hidup.

Di luar dugaan, rekaman albumnya yang tidak diminati di Amerika Serikat ternyata menemukan audiens di sisi lain dunia, yaitu Australia. Di sana, dua albumnya sangat populer, sampai-sampai label yang mengedarkannya, Blue Goose, merilis album kompilasi, At His Best, yang selain berisi lagu-lagu dari kedua albumnya juga memasukkan tiga lagu yang rencananya akan dirilis dalam album ketiganya. Rodriguez kemudian mengadakan dua konser di Australia pada tahun 1979 dan 1981. Dari Australia, albumnya menembus Afrika Selatan yang saat itu masih dikuasai rezim apartheid. Rodriguez pun menjadi superstar di tengah isolasi dari dunia internasional kepada Afrika Selatan saat itu. Ditambah dengan urban legend tentang dirinya yang membakar dirinya di atas panggung saat konser membuat sosoknya menjadi legenda hidup di sana.

Tentu saja rumor tersebut tidak benar dan ia masih menjalani kehidupan sederhananya di Detroit bersama ketiga putrinya. Para penggemarnya di Afrika Selatan membuat situs web dalam usaha untuk menemukan keberadaannya, yang akhirnya menarik perhatian putri tertua Rodriguez, Eva di tahun 1997. Tahun berikutnya, ia mengadakan enam konser di Afrika Selatan yang dihadiri ribuan penonton. Pada tahun 2012 kisah ini diangkat dalam film dokumenter Searching for Sugar Man yang disutradarai Malik Bendjelloul. Film ini memenangkan penghargaan Oscar untuk film dokumenter terbaik. Berkat film ini pulalah nama Rodriguez akhirnya mulai dikenal di Amerika Serikat. Kedua albumnya, ditambah album soundtrack film Searching for Sugar Man masuk Billboard 200. Ia pun mulai tampil secara live di Amerika Serikat dan mendapatkan hak royaltinya atas penjualan album-albumnya secara internasional.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.